
Bantu Muadzin yang Tuli dan Bisu Bertahan Hidup Rawat Ibunya Seorang Diri
Yuk bantu Pak Kosim seorang muadzin tuna wicara dan tuna rungu yang rawat ibunya di rumah kurang layak dengan sedekah terbaikmu!
Info Lembaga

ACT Garut
Tentang program
Tidak Bisa Bicara & mendengar, Pak Kosim Sang Muadzin Terus rawat Ibunya yang sudah Lansia
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits diatas sungguh sudah jelas tentang wajibnya kita berbakti kepada ibu kita, meskipun kita sudah tua dan berumah tangga. Inilah yang ditunjukan oleh Pak Kosim seorang Muadzin yang memiliki kekurangan fisik tidak bisa mendengar dan berbicara.
Mungkin terdengar aneh, mana mungkin seorang yang tidak bisa bicara & mendengar menjadi seorang muadzin. Tapi inilah yang terjadi di Masjid Al-Mubarokah Kampung Sampireun Desa Sirnasari Kecamatan Samarang Kabupaten Garut. Seorang Marbot & Muadzinnya yaitu pak Kosim (57 Tahun) memiliki kekurang fisik, yaitu tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara (Tuna Rungu & Tuna Wicara).

Pak Kosim sejak dari lahir sudah mempunyai kekurangan fisik tersebut, namun ia tetap berusaha bertahan hidup dengan keterbatasannya. Alhamdulillah ia pun pernah menikah dua kali dan memiliki anak, namun kini istri dan anak-anak pak kosim dari pernikahannya yang pertama dan kedua pergi meninggalkannya dan memilih membangun rumah tangga yang baru dengan orang lain, dan kini ia fokus menghabiskan masa tuanya dengan mrawat sang ibunda.
Setiap harinya Bapak Kosim pergi ke Masjid, sebelum menunaikan Sholat Berjama’ah tak lupa beliau membersihkan terlebih dahulu Karpet dan lantai Masjid, sehingga warga sekitar yang menunaikan Sholat di Masjid ini merasa nyaman dan tumaninah dalam beribadah. Pak Kosim biasa adzan dengan suaranya yang berbeda dengan yang biasa orang ucapkan, karena ia tidak bisa berbicara. tomatis yang terdengar mungkin sebagian orang aneh dan menyangka bukan adzan, tapi bagi warga Kampung Sampireun sudah mengetahui kalau itu adzan yang dikumandangkan oleh Pak Kosim.

Sepulang dari Masjid Pak Kosim meneruskan aktifitas hariannya yaitu merawat ibunya yang sudah tua renta. Bapak Kosim tinggal berdua di rumah yang sangat sederhana dan mulai lapuk termakan usia berukuran 3x4 Meter bersama Ibu Kandungnya yang sudah berumur 84 Tahun, setiap harinya beliau selalu berbakti kepada ibunya dengan cara memberi makan, minum, membersihkannya dan merawatnya ketika sakit. Ditambah Bu Edah sudah tidak bisa melihat dan kakinya mulai lumpuh tidak bisa digerakan untuk berjalan.
Meskipun dengan keterbatasan fisiknya, Pak Kosim selalu berusaha bekerja keras Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan makan ibunya. Terkadang Pak Kosim menjadi buruh tani apabila ada tetangga atau warga yang menyuruhnya mencangkul kebun dan sawah dengan bayaran seadanya.

Pak Kosim & Bu Edah berharap ada biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari karena saat ini apabila tidak ada makanan, mereka hanya menunggu uluran tangan dari tetangganya. Selain itu rumah yang dibangun hasil dari swadaya warga, kini keadaannya sudah lapuk dan bocor sehingga harus secepatnya direnovasi.
Fundraiser
Lihat SemuaVincenzo
Yuk jadi Fundraiser
program ini
Berita Terbaru
Belum ada berita
Lembaga belum membuat berita terbaru
Donatur
Lihat SemuaHamba Allah
7 bulan yang lalu
Rp 5.000
Hamba Allah
7 bulan yang lalu
Rp 6.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 100.000

Hamba Allah
3 tahun yang lalu
Rp 1.000