Bagi sebagian orang cita-cita untuk melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi hanya sebuah mimpi yang tidak mungkin tercapai. Alasannya adalah biaya kuliah yang tidak murah. Memang biaya UKT bisa diusahakan agar tidak terlalu besar, dengan minta surat pengantar keterangan tidak mampu dari pemerintahan setempat. Tapi biaya operasional kuliah juga tidak murah. Tidak semua orang bisa memenuhinya.

Kalau pun ada anak buruh bangunan dan pedagang kecil bisa kuliah, pasti karena mereka memaksakan diri. Dengan modal tekad anak yang besar dan dukungan orang tua yang juga besar, mereka memutuskan untuk kuliah dengan segala keterbatasannya.

Yang seperti mereka itu diantaranya :

Rahmat Hidayat, mahasiswa Jurusan Sosiologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mulai kuliah tahun 2019. Orang tuanya bercerai sejak Rahmat masih kecil, sekarang Rahmat tinggal bersama Ibunya yang tidak menikah lagi. Ibunya, hanya seorang pedagang kecil yang penghasilannya tidak seberapa. Tidak jarang Rahmat juga membantu Ibunya berjualan, untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliahnya.

Andini Apriliani, mahasiswi Jurusan Manajemen STIM YKPN Yogyakarta, mulai kuliah tahun 2019. Andini kuliah di Yogya karena ikut dengan saudaranya. Biaya kuliah Andini dari ayahnya yang hanya seorang buruh bangunan, yang di masa pandemi ini sering tidak dapat pekerjaan.

Tami Nurintan, mahasiswi Jurusan Komputer Akuntasi D3 Universitas Mandiri Subang, mulai kuliah tahun 2020. Orang tuanya seorang buruh bangunan. Awalnya tidak ada niat kuliah karena tidak terbayang dari mana biayanya, beruntung Tami dapat beasiswa dari Perguruan Tingginya. Tapi tetap saja proses kuliah Tami tidak mudah, untuk kuliah online butuh perangkat komputer atau HP yang memadai, apalagi ketika kuliah sudah mulai ada yang offline, Tami kesulitan untuk biaya trasportasinya.

Ita Maulana, mahasiswa Jurusan Agroteknologi Universitas Insan Cendekia Mandiri (UICM) Bandung, mulai kuliah tahun 2020. Orang tuanya hanya seorang buruh bangunan. Ita kuliah karena mendapatkan beasiswa dari kampusnya. Beruntung sejak awal masuk, kuliah berlangsung secara online, jadi Ita tidak harus memikirkan biaya trasportasi dan kontrakan di Bandung

Selain mereka diatas, masih ada Tika Andreani dan Rudi Rahayu yang kondisinya kurang lebih sama.

Orang Baik, mereka semua adalah mahasiswa binaan Yayasan Al Ummah Bina Insan Indoesia, yang sudah sejak lama kami dorong untuk mau melanjutkan pendidikan sampai jenjang Perguruan Tinggi agar kehidupan mereka menjadi lebih baik. Lebih dari itu, kami berharap mereka semua bisa menjadi pelopor dalam memajukan kampung halamannya.

Sebentar lagi mereka akan melakukan kuliah secara offline, mereka harus datang ke kampusnya. Kebutuhan mereka pun akan semakin banyak. Mulai dari kebutuhan transportasi sampai kontrakan, tentu saja kebutuhan untuk makan sehari-hari juga akan bertambah.

Orang Baik, dengan bantuan dari Anda inysaAlloh keberlangsungan kuliah mereka akan lebih mudah. Mereka pun akan lebih semangat untuk meraih cita-citanya.

Mari, bersama kita bantu para mahasiswa anak buruh dan pedagang kecil untuk menyelesaikan kuliahnya, dengan cara:

1. Klik "DONASI SEKARANG";
2. Masukkan nominal donasi;
3. Pilih Metode Pembayaran (GO-PAY, Dompet Kebaikan, Transfer, Virtual Account, Kartu Kredit);
4. Segera transfer sesuai nominal jika menggunakan Transfer & Virtual Account.

Terima kasih, Orang Baik! Teruslah menjadi berkah untuk sesamamu.

Jabat erat,

Yayasan Al Ummah Bina Insan Indonesia