“Anak-anak kami menderita thelesemia sejak lahir ke dunia. Butuh biaya besar untuk ke dokter, transfusi darah dan beli obat. Padahal suami hanya seorang ojek online. Rumah terasa sepi tanpa ada keceriaan. “

”Saya hanya ingin anak-anak sembuh...”

....................................

Sahabat, harus seberapa kuatkah untuk mengetahui jika anak-anak kita menderita penyakit seumur hidup? Anak-anak yang seharusnya ceria riang gembira, tapi hanya bisa terbaring lemah tak berdaya.

Ini adalah kisah perjuangan dari keluarga kecil Ibu Mety dan suami. Pasangan yang banting tulang dan mengerahkan segala kemampuan agar ketiga anaknya bisa sembuh. Meski mereka tahu, itu artinya harus berjuang sepanjang hidup.

Kyla, Syakira dan Shakila. Jika semua baik-baik saja, mungkin saat ini ketiga anak Bu Mety itu sedang bernyanyi riang gembira. Jika semua baik-baik saja, mungkin saat ini ketiga bocah itu sedang berlari dan bermain bersama teman sebaya. Jika semua baik-baik saja, mungkin mereka bisa tumbuh selayaknya anak-anak, adik-adik dan saudara kita.

Namun, Kyla, Syakira dan Shakila kini hanya bisa meringkuk lesu. Thelesemia yang mereka derita membuat sekujur badan lemas dan menguning. Anak-anak lugu itu harus menjalani transfusi darah agar penyakitnya tak tambah parah. Thelesemia bukan penyakit biasa. Untuk bisa tetap bertahan, mereka harus berobat seumur hidup.

Butuh ratusan juta untuk biaya berobat Kyla, Syakira dan Shakila. Padahal ayah mereka hanya seorang ojek online yang penghasilannya tak seberapa. Bu Mety pun tak bisa bekerja dan memilih fokus mengurus ketiga anaknya. Mereka butuh uluran tangan kita.

Sahabat Kebaikan, perjuangan sembuh Kyla, Syakira dan Shakila adalah perjuangan sepanjang hayat. Begitu pun dengan Bu Mety dan suami yang harus banting tulang, bekerja keras sampai akhir hayat. Ayo kita upayakan kesembuhan mereka!