Bayangkan hidup hanya dengan pendapatan Rp.4000 per hari. Bahkan kini harga Minyak kelapa saja sekitar Rp. 27.000 per liternya.

Akan tetapi apa daya, hanya Rp. 120.000 perbulan yang bisa didapatkan oleh Pak Suparman yang hanya bekerja sebagai buruh penyadap Gula. Sementara Istrinya yakni Ibu Ani, hanyalah seorang Ibu rumah tangga biasa yang tanpa penghasilan keseharian nya, di karenakan harus merawat ketiga anak nya, terutama anak ketiga yang baru berusia 1 bulan .

Namanya, Ali Nur Rahman. Di usianya yang baru 1 bulan Dek Ali terlahir dengan kondisi kelainan di Bibir mungilnya. Ia menderita Bibir Sumbing yang sangat Parah hampir Bibir bagian atas tidak ada sehingga seperti salah satu bagian hidung nya menyatu ke bibir bagian atas nya.

Bibir sumbing yang sangat parah ini tertanam dalam tubuh mungil Dek Ali dan dengan pendapatan Ayah nya yang Cuma 120.000 per bulan, tak banyak yang bisa dilakukan oleh kedua Orang tua nya. Tidak hanya biaya makan sehari-hari dua orang dewasa dan dua orang Anak-anak, kini Pak Suparman juga harus menutupi biaya susu, popok, dan biaya berobat Dik Ali yang dari semenjak lahir belum pernah menerima penanganan secara medis, selain karena keterbatasan biaya juga jarak yang cukup jauh dari rumah Pak Suparman ke Bidan paling dekat itu kurang lebih 2km dengan berjalan kaki dengan melalui jalan setapak yang berlumpur (jika musim hujan tiba) di tengah lebat nya hutan.

Mengecap pahitnya kenyataan yang ada, Bu Ani dan Pak Suparman bahkan tidak berani bermimpi buah hatinya akan sembuh. Mereka pasrah, ikhlas menjalani sambil terus Berikhtiar serta Berdo’a siang malam kepada Allah Subhanahu Wata’ala untuk kesehatan Anak nya itu, bahkan untuk Kondisi Pak Suparman sendiri saat ini beliau memiliki Benjolan di dekat Kuping sebelah kanan yang belum di ketahui itu apa? , apa Kanker? Ataupun Tumor?, namun yang jelas waktu demi waktu benjolan itu terus membesar.

Berawal dari 6 tahun yang lalu Pak Suparman memiliki benjolan tersebut yang di kira hanya sebuah jerawat, namun setelah benjolan kecil itu di pecahkan bukan nya menghilang malah semakin membesar sampai seperti saat ini, bahkan benjolan tersebut belum pernah Dia periksakan “jangan kan untuk memeriksakan benjolan ini Pak, untuk mengobati bibir sumbing Anak saya pun, saya tidak punya biaya, dan kalaupun saya punya uang untuk berobat, saya lebih memilih menggunakan uang tersebut untuk mengobati bibir sumbing Anak saya ini di bandingkan untuk mengobati benjolan saya ini” jawab Pak Suparman saat ditanya tentang benjolan nya apa sudah di periksakan ke Dokter belum Pak?.

Tidak hanya disitu saja penderitaan keluarga Pak Suparman yang harus mereka jalani, dilihat dari tempat tinggal nya pun Rumah mereka sangat tidak layak. Terutama jika musim penghujan seperti saat ini atap nya banyak yang bocor sehingga tidak jarang Pak Suparman mengungsikan istri, Dik Ali dan kedua Anak nya yang lain ke rumah Saudara yang dekat. Rumah yang hanya berdinding terbuat dari anyaman bambu, dengan lantai Panggung dari bambu yang di poton potong kemudian disusun, belum lagi ukuran rumah yang sangat sempit hanya terdapat dua ruangan saja yakni ruangan tidur dan dapur saja, itu membuat kondisi Dik Ali dan keluarga nya sangat meprihatinkan.

Berkenankah sahabatku menaungi kehidupan Dik Ali beserta Keluarga nya untuk sekalgius mendapatkan naungan Allah Subhanahu Wata’ala di hari kiamat nanti?, Berkenankah Sahabatku untuk menyelamatkan Bayi Mungil Ali, Dengan mensedekah kan sebagian rezekinya?.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits:

"Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR Ahmad)

Desclaimer : Dana yang terkumpul akan digunakan untuk biaya pengobatan Dik Ali, biaya pengobatan Pak Suparman, memenuhi kebutuhan bayi untuk Dik Ali, modal Usaha Ibu Ani dan jika terdapat kelebihan Dana yang terkumpul kan di gunakan untuk membantu para Dhuafa yang berada di bawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.