KAMPUNG QURAN KEPUTIH

Sejak 20 tahun desa Keputih ini terkenal dengan sebutan kampung sampah, karena memang dulu difungsikan sebagai tempat pembuangan akhir di kota Surabaya.

Meski pembuangan akhir sudah dipindahkan ke kecamatan Benowo dan mengalami banyak perubahan dengan dibangunnya Hutan Bambu dan taman Harmoni, namun di belakang taman itu kondisi kampung Keputih masih belum banyak berubah dikarenakan masih banyak penduduk yang bermata pencaharian sebagai pemungut sampah-sampah bekas.

Terdapat 1 RW (Rukun Warga), 5 RT (Rukun Tetangga) dan ada kurang lebih 800 KK (Kepala Keluarga) di kampung itu dengan lahan masing-masing rumah sekitar 4x6 meter persegi.

Betapa sangat disayangkan di tengah kota metropolitan Surabaya, budaya masyarakatnya yang modern, sekian banyak mall di kota ini, puluhan sekolah muali dari negeri hingga swasta, dan masi terdapat satu kampung yang tertinggal, baik dari segi ekonomi maupun pendidikan. Sekian banyak masjid besar, sekian banyak ustadz dan kyai yang menetap namun di kampung sampah Keputih tak ditemukan satu pun TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), tempat anak-anak belajar mengaji untuk bekal dunia akhirat mereka.

Alhamdulillah untuk membentuk kampung Qur'an ini kami mengawali Diklat Guru Ngaji dilokasi kampung sampah. Selanjutnya kami akan membentuk kampung Qur'an dan memberikan sebuah pembelajaran Al Qur'an dan membina masyarakat untuk memperdalam ilmu-ilmu agama islam.

Mari dermawan, bersama membangun kampung Qur’an di kampung Keputih ini. Dengan membantu memenuhi kebutuhan TPQ untuk menuju cita-cita bersama dalam membangun Kamung Qur’an.