Meski Sindi pernah melakukan pengobatan bahkan melakukan operasi pada wajahnya, ternyata masih belum cukup karena masih banyak tahap pengobatan yang harus ia dilakukan. Untuk itu pencairan kali ini akan digunakan Sindi untuk berobat ke rumah sakit dan untuk memenuhi kebtuhan lainnya.

Pencairan Dana Rp 1.053.979

“Aku malu kalau main sama teman-teman karena wajahku seperti ini, Kak. Aku ingin bisa tersenyum seperti anak lainnya,” – Sindi, pejuang facial cleft (kelainan wajah)Tak terbayang bagaimana Sindi bisa menjalani hidupnya dengan wajah yang tak sempurna. Berusia 11 tahun, adik kecil ini mengalami kelainan wajah (facial cleft) sejak ia masih bayi.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/vJ033DdRVATa.jpg"> Kelainan wajah yang Sindi alami membuatnya sulit menelan makanan. Sering sekali ia tersedak, bahkan makanannya keluar lagi melalui hidung.Khawatir dengan kondisi cucunya, kakek-nenek Sindi segera membawa Sindi berobat. Sindi diobati secara medis dan pernah melakukan operasi pada bagian wajahnya.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/uqpoqzIIdBKJ.jpg"> Namun, belum selesai rangkaian pengobatannya. Operasi Sindi terpaksa dihentikan. Kakek dan Nenek Sindi sudah kehabisan biaya.Padahal masih banyak pengobatan yang harus ia jalani. Sindi masih harus dioperasi bagian langit-langit mulutnya karena masih terbuka lebar.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/L0KLY3TDhV8s.jpg"> “Kami hanya buruh penyadap karet, dalam sehari dapat 50.000, itu pun tidak menentu. Kadang kami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari demi pengobatan Sindi,” cerita sang Kakek.Meski begitu, kakek dan nenek Sindi tetap berusaha untuk pengobatan cucunya.

Sahabat, kita juga bisa membantu Sindi, ayo sama-sama bantu Sindi agar bisa sembuh!

Sindi, Anak Pejuang Facial Cleft Berharap Bisa Sembuh

“Aku malu kalau main sama teman-teman karena wajahku seperti ini, Kak. Aku ingin bisa tersenyum seperti anak lainnya,” – Sindi, pejuang facial cleft (kelainan wajah)Tak terbayang bagaimana Sindi bisa menjalani hidupnya dengan wajah yang tak sempurna. Berusia 11 tahun, adik kecil ini mengalami kelainan wajah (facial cleft) sejak ia masih bayi.Kelainan wajah yang Sindi alami membuatnya sulit menelan makanan. Sering sekali ia tersedak, bahkan makanannya keluar lagi melalui hidung.Khawatir dengan kondisi cucunya, kakek-nenek Sindi segera membawa Sindi berobat. Sindi diobati secara medis dan pernah melakukan operasi pada bagian wajahnya.Namun, belum selesai rangkaian pengobatannya. Operasi Sindi terpaksa dihentikan. Kakek dan Nenek Sindi sudah kehabisan biaya.Padahal masih banyak pengobatan yang harus ia jalani. Sindi masih harus dioperasi bagian langit-langit mulutnya karena masih terbuka lebar.“Kami hanya buruh penyadap karet, dalam sehari dapat 50.000, itu pun tidak menentu. Kadang kami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari demi pengobatan Sindi,” cerita sang Kakek.Meski begitu, kakek dan nenek Sindi tetap berusaha untuk pengobatan cucunya.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Sindi, Anak Pejuang Facial Cleft Berharap Bisa Sembuh

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur