<h2>Perkenalkan ini adalah Mbah Sukijan, usainya sekarang 88 tahun. Tahukah kamu? Ia adalah salah satu dari Pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia di jaman penjajahan dulu.</h2>
<figure style="box-sizing: inherit; display: block; margin: 0px 0px 1em; outline: none !important; position: relative; padding: 0px; clear: both; color: rgb(51, 51, 51); font-family: &quot;Trebuchet MS&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, Helvetica, Tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://img.kitabisa.cc/size/665/64a7a62a-165c-466d-be8c-5f573abdaaf7.jpg" class="img-fluid img-responsive" alt="64a7a62a-165c-466d-be8c-5f573abdaaf7.jpg"></figure>
Mbah Sukijan saat membuat Tomblok
Ada banyak sekali pahlawan yang gugur demi kemerdekaan Indonesia, dan Mbah Sukijan adalah satu diantara pahlawan yang masih hidup. Warga Dusun Kajar Wonosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta ini mengaku pernah terlibat perang pada tahun 1945.
<h3>"Aku isih kelingan numpak kapal limang ndino, nem bengi lagi tekan Riau (saya masih ingat naik kapal lima hari enam malam baru sampai Riau," kata Sukijan.</h3>
Sekarang ini Mbah Sukijan berjualan tomblok. Di samping rumahnya terlihat ada tumpukan tomblok (kerajinan anyaman bambu) yang tidak laku dijual. 
"Saya setiap hari membikin tomblok, lalu dijual ke pasar atau orang-orang membutuhkan. Uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan membayar uang sekolah cucu," katanya menjelaskan.
<figure style="box-sizing: inherit; display: block; margin: 0px 0px 1em; outline: none !important; position: relative; padding: 0px; clear: both; color: rgb(51, 51, 51); font-family: &quot;Trebuchet MS&quot;, &quot;Helvetica Neue&quot;, Helvetica, Tahoma, sans-serif; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://img.kitabisa.cc/size/451/29a14634-5722-4aa2-aaa0-a3b90a5c1b5b.jpg" class="img-fluid img-responsive" alt="29a14634-5722-4aa2-aaa0-a3b90a5c1b5b.jpg"></figure>
Meski badannya tak lagi tegap, kondisi kesehatannya pun tak lagi prima, Ia tetap gigih berusaha menyambung hidup dengan barang jualannya. 
Mbah Sukijan, Agustus tahun ini Indonesia sudah 75 tahun Merdeka.
Terima kasih Mbah, berkat perjuanganmu kami bisa merasakan gegap gempita kemerdekaan. Sedangkan Mbah masih harus berjuang sampai hari ini.
Teman-teman, sekarang saatnya kita berterima kasih atas perjuangan Mbah Sukijan dan veteran lainnya yang masih harus berjuang menyambung hidup bahkan hingga hari ini.
Yuk berikan Kado untuk Veteran berupa bantuan kebutuhan pokok (sembako). Salurkan bantuanmu dengan cara&nbsp;klik tombol “DONASI SEKARANG”

Beri kado sembako untuk Mbah Sukijan dan Veteran perang lainnya yuk?

Bantu Sejahterakan Veteran Perang

Perkenalkan ini adalah Mbah Sukijan, usainya sekarang 88 tahun. Tahukah kamu? Ia adalah salah satu dari Pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia di jaman penjajahan dulu.

Mbah Sukijan saat membuat Tomblok
Ada banyak sekali pahlawan yang gugur demi kemerdekaan Indonesia, dan Mbah Sukijan adalah satu diantara pahlawan yang masih hidup. Warga Dusun Kajar Wonosari Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta ini mengaku pernah terlibat perang pada tahun 1945.
"Aku isih kelingan numpak kapal limang ndino, nem bengi lagi tekan Riau (saya masih ingat naik kapal lima hari enam malam baru sampai Riau," kata Sukijan.
Sekarang ini Mbah Sukijan berjualan tomblok. Di samping rumahnya terlihat ada tumpukan tomblok (kerajinan anyaman bambu) yang tidak laku dijual. 
"Saya setiap hari membikin tomblok, lalu dijual ke pasar atau orang-orang membutuhkan. Uangnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan membayar uang sekolah cucu," katanya menjelaskan.

Meski badannya tak lagi tegap, kondisi kesehatannya pun tak lagi prima, Ia tetap gigih berusaha menyambung hidup dengan barang jualannya.
Mbah Sukijan, Agustus tahun ini Indonesia sudah 75 tahun Merdeka.
Terima kasih Mbah, berkat perjuanganmu kami bisa merasakan gegap gempita kemerdekaan. Sedangkan Mbah masih harus berjuang sampai hari ini.
Teman-teman, sekarang saatnya kita berterima kasih atas perjuangan Mbah Sukijan dan veteran lainnya yang masih harus berjuang menyambung hidup bahkan hingga hari ini.
Yuk berikan Kado untuk Veteran berupa bantuan kebutuhan pokok (sembako). Salurkan bantuanmu dengan cara&nbsp;klik tombol “DONASI SEKARANG”

Filantra adalah Lembaga Sosial yang memberikan konsultasi dan penyaluran CSR serta dana sosial bagi kebaikan manusia dan alam.
Campaign besar yang kami usung adalah "Baik Bagi Semua"
Dengan harapan bisa menyalurkan kebaikan bagi masyarakat dan orang yang membutuhkan.
Filantra memiliki 8 Pilar program yaitu:
1. Animal Welfare
2. Empowering Education
3. Empowering Healthcare
4. Empowering Economy
5. Disaster Quick Respone
6. Empowering Food Security
7. Nature Conservation
8. SDGs Collaboration
Pilar program diatas diterjemahkan dalam program CSR dan kampanye galang dana yang kami lakukan.

Bantu Sejahterakan Veteran Perang

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur