Bantuan ini akan digunakan untuk memenuhi modal usaha yang sudah dijalankan oleh keluarga Safa demi menyambung hidup yaitu pembelian bahan bahan untuk membuat kue, seperti tepung, gula, telur, dan minyak.

Pencairan Dana Rp 154.492

"Safa gak mau merepotkan orangtua, Kak. Jadi Safa ikut bantu Bapak dan Ibu berjualan," - Safa, pejuang hidrosefalus dari keluarga miskin.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/9DTPIfYtDIia.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="8ua7ju1qlf82"></figure>
Safa, meski usianya baru 13 tahun dan alami hidrosefalus, ia tetap berbakti kepada orang tuanya.
Sudah sejak lahir Safa didiagnosis mengalami hidrosefalus. Namun, tidak sekali pun ia berputus asa.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/N95ZqnOVT8ex.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="f46khxmibmd3"></figure>
Safa tetap membantu bapak dan ibunya mencari nafkah. Keluarganya berjualan kue sejak 6 tahun yang lalu.
Safa selalu membantu ibunya mengolah adonan kue untuk dijual. Katanya, orangtuanya sudah banyak berjuang untuknya. Sekarang, waktunya Safa untuk gantian meringankan beban orangtuanya.
"Safa suka ikut bantu ibu buat kue. Nanti bapak dan ibu yang jualan. Tiap mereka jualan, Safa do'akan kuenya laku," ucap Safa.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/QAal4Ta24EFU.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="zgyq7huldjf9"></figure>
"Safa bantu ibu dan bapak, soalnya Safa ingin sembuh dari hidrosefalus. Safa juga ingin tetap sekolah," tambahnya.
Safa ingin membanggakan orangtuanya. Walau tiap hari harus menahan sakit di kepala, tapi Safa tetap giat belajar.
Tidak sekalipun Safa mengeluh, meski ia tahu hasil dari berjualan kue tidak seberapa.
"Kadang hasil berjualan hanya 50.000, kue yang laku cuman sedikit. Tapi, bapak dan ibu selalu bersyukur," ujar Safa.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/9nY80fNmmwb5.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="k3enj6m1b55m"></figure>
Safa pun tidak pernah berhenti berharap supaya kehidupan keluarganya bisa menjadi lebih baik.
Sahabat Baik, begitu luar biasa kisah perjuangan Safa untuk sembuh. Bahkan ia juga tetap mau membantu kedua orangtuanya berjualan kue.

Sahabat, yuk kita bantu perjuangan keluarga Safa supaya mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Bantu Perjuangan Safa Untuk Berobat dan Sekolah

"Safa gak mau merepotkan orangtua, Kak. Jadi Safa ikut bantu Bapak dan Ibu berjualan," - Safa, pejuang hidrosefalus dari keluarga miskin.

Safa, meski usianya baru 13 tahun dan alami hidrosefalus, ia tetap berbakti kepada orang tuanya.
Sudah sejak lahir Safa didiagnosis mengalami hidrosefalus. Namun, tidak sekali pun ia berputus asa.

Safa tetap membantu bapak dan ibunya mencari nafkah. Keluarganya berjualan kue sejak 6 tahun yang lalu.
Safa selalu membantu ibunya mengolah adonan kue untuk dijual. Katanya, orangtuanya sudah banyak berjuang untuknya. Sekarang, waktunya Safa untuk gantian meringankan beban orangtuanya.
"Safa suka ikut bantu ibu buat kue. Nanti bapak dan ibu yang jualan. Tiap mereka jualan, Safa do'akan kuenya laku," ucap Safa.

"Safa bantu ibu dan bapak, soalnya Safa ingin sembuh dari hidrosefalus. Safa juga ingin tetap sekolah," tambahnya.
Safa ingin membanggakan orangtuanya. Walau tiap hari harus menahan sakit di kepala, tapi Safa tetap giat belajar.
Tidak sekalipun Safa mengeluh, meski ia tahu hasil dari berjualan kue tidak seberapa.
"Kadang hasil berjualan hanya 50.000, kue yang laku cuman sedikit. Tapi, bapak dan ibu selalu bersyukur," ujar Safa.

Safa pun tidak pernah berhenti berharap supaya kehidupan keluarganya bisa menjadi lebih baik.
Sahabat Baik, begitu luar biasa kisah perjuangan Safa untuk sembuh. Bahkan ia juga tetap mau membantu kedua orangtuanya berjualan kue.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Bantu Perjuangan Safa Untuk Berobat dan Sekolah

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur