Tumbuh tanpa Ayah, membuat puluhan ribu anak yatim dhuafa harus bergantung kepada Ibu tunggal yang mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga. Dari upah sehari-hari ibu berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama kebutuhan akan nutrisi harian.

Tidak semua pahlawan menggunakan jubah, Ibu tunggal adalah contoh pahlawan yang terus berjuang untuk anak-anaknya. Tiada satu pun orang yang meragukan ketegaran dan kasih seorang ibu kepada buah hatinya.

Tapi, nyatanya tidaklah mudah untuk berjuang sendirian untuk memenuhi kebutuhan harian, terlebih kebutuhan makanan sehari-hari. Seringkali, upah yang didapatkan oleh para ibu tunggal yang bekerja tidaklah bisa menutup biaya harian, apalagi membeli makanan bergizi.

“Gimana mau beli susu & cemilan buat anak-anak mas, buat bisa makan sehari 1x aja udah Allhamdulilah. Penghasilan jadi buruh serabutan ga seberapa, padahal anak-anak butuh minum susu buat tumbuh kembang..

Tapi, sebagai ibu saya ga mau menyerah & berusaha buat ngebesarin anak-anak. Allah ngasih ujian ini karena ngerasa saya & anak-anak kuat buat jalaninnya, meskipun orang kecil, kami bakalan terus berusaha untuk terus hidup…” - Ibunda Dik Tatu, Salah Satu Anak Yatim.

Banyak anak yatim & dhuafa yang kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi harian. Padahal, di dalam masa pertumbuhan, memenuhi kebutuhan 4 sehat 5 sempurna adalah hak bagi semua anak-anak.

Untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, dibutuhkan nutrisi makro, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan nutrisi mikro, yaitu vitamin dan mineral. Agar tubuh adik-adik ini lebih kuat dan sehat.

Melihat permasalahan ini, Griya Yatim Dhuafa (GYD), berinisiatif untuk terus berjuang dan membantu ratusan Yatim & Dhuafa untuk bisa mendapatkan nutrisi untuk tubuh mereka.

Namun, untuk menjalani misi tersebut kita GYD membutuhkan bantuanmu untuk membantu para adik-adik. Menyantuni & menyayangi mereka adalah sebuah kemuliaan. Semoga menjadi jalan buat kita mendapatkan kemuliaan dari Allah & RasulNya.