Kisah penuh cinta dan pengorbanan serta perjuangan datang dari kampung Lengkong, Sayung, Semarang, Jawa Tengah. Di sebuah gubuk berdinding papan tua tanpa aliran listrik, Mbok Rokanah bertahan dengan getirnya hidup yang ia jalani di usia lansia dan merawat 2 putrinya yang alami gangguan jiwa.

Dokumentasi Rumah Mbok Rokanah

Mbok Rokanah berusia 60 th, sudah lebih 20 tahun suaminya meninggal saat anaknya masih kecil. Sejak ditinggal suami/bapak, kedua anaknya mengalami gangguan kejiwaan belasan tahun hingga saat ini. 

Kedua anak mbok Rokanah sering kali kehilangan kendali hingga memukul, mengamuk bahkan melakukan hal-hal berbahaya bagi dirinya maupun orang lain bahkan ibunya sendiri.

Dokumentasi Mbok Rokanah Merawat Anaknya

Menggantungkan hidup dari hasil jual Blendung (Jagung) yang tak menentu sering kali membuat Mbok Rokanah perlu bersusah payah. Tak peduli jika harus tak makan sehari, bahkan seminggu pun dengan lapang dada Mbok Rokanah jalani, asalkan perut anaknya bisa terisi. Selama belasan tahun menjalani hidup pas-pasan, mbok Rokanah tidak pernah sedikitpun mengeluh. Mbok Rokanah sangat tabah menjalaninya. 

Dokumentasi Ibu Rokanah Jualan Blendung di Pasar

Rumah gubuk papan yang mereka tinggali sekarang pun begitu memprihatinkan. Bocor di sana sini yang hanya ditambal sementara. Bahkan untuk kebutuhan dasar seperti kamar mandi pun sangat jauh dari kata layak karena hanya berupa ruang kecil yang dibuat semi tertutup di belakang rumahnya. Belum lagi binatang-binatang liar yang masuk ke dalam hunian mereka.

Dokumentasi keadaan dalam rumah mbok rokanah

Minim penerangan, dinding banyak yang bolong, bahkan untuk tempat tidur pun sungguh menyayat hati. Mbok Rokanah juga menuturkan saat banjir gubuknya tenggelam setengah. 

Ucap mbok Rokanah “Jenenge urip nek ora mati yo loro mba”

Menurut mbok Rokanah “namanya juga hidup kalau tidak mati ya sakit”, beliau benar-benar sabar menghadapi ujian yang datang dan menjalani hidup yang sangat kekurangan itu. 

Beginilah kondisi rumah mbok Rokanah yang sangat memprihatinkan.

Dokumentasi mbok Rokanah setelah jualan

OrangBaik, siapa yang tega melihat anggota keluarganya terbaring sakit ataupun sulit beraktivitas karena punya gangguan mental, begitupun dengan Mbok Rokanah. Hatinya semakin teriris saat mendengar cerita Mbok Rokanah yang berkeinginan untuk anaknya sembuh dan melanjutkan pendidikan seperti anak-anak lainnya.