Dulu suami saya kerja keras supaya saya bisa hidup. Sekarang gantian.

Senyum tulus selalu menghias wajah Bu Murti (44 tahun) meskipun harus membawa karung penuh barang rongsokan yang berat. Wajahnya tampak kelelahan, tapi ada secercah kebahagiaan yang berbinar di matanya.

"Saya ini yo mestinya harus bersyukur to, Pak. Lha wong saya masih sehat, jadi masih bisa urus suami saya," kata Bu Murti.

Suaminya, Pak Dono, adalah seorang pekerja keras. 10 tahun yang lalu Pak Dono bekerja sebagai kuli bangunan. Sebelum ia didiagnosa usus buntu dan tak bisa melakukan apapun.

Lima tahun kemudian, setelah beberapa bulan Pak Dono dioperasi, kaki dan tangannya jadi terasa sakit dan kaku ketika digerakkan. Akhirnya keseluruhan badannya mengalami lumpuh total.

"Setiap hari ya gini. Selalu saya suapin, udah seperti bayi gede pokoknya," ujar Bu Murti sambil tertawa.

Untuk hidup, Bu Murti bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan kurang dari Rp15.000 per hari. Jika ada sisa dari beli makan, ia menyisihkan sedikit berharap bisa mengumpulkan uang untuk membawa suaminya berobat.

"Ya pengen sekali membawa suami saya berobat. Tapi ya bagaimana, untuk makan saja kadang masih kurang," terang Bu Murti.

Ketika membahas kesembuhan suaminya, keceriaan Bu Murti seketika luntur berubah jadi air mata.

Saat ini Bu Murti dan suaminya tinggal di Desa Sendangrejo RT 03/RW 001, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Sungguh mulia apa yang dilakukan Bu Murti, bukti cinta dan bakti seorang istri untuk suaminya. Sahabat, maukah meringankan beban Bu Murti yang harus berjuang seorang diri?

Mari bantu Bu Murti agar bisa membawa suaminya berobat.