'Ma, kapan ya Arkan bisa main bola lagi?' tanya Arkan dengan polosnya pada mama yang sedang memangkunya.

Bu Ai, Mama Arkan, sebenarnya tak sanggup membendung air matanya mendengar pertanyaan sang anak. Untungnya Arkan tak bisa melihat air mata sang mama agar ia tak bertambah kesedihannya.

Rasa putus asa sempat menghantui Bu Ai dan Pak Fajar. Pasalnya, seberapa mereka bekerja mencari uang dari menjadi tukang las serabutan dan guru ngaji pun, tetap sulit untuk mencukupi biaya rumah sakit dan operasi anaknya.

Tabungan mereka sudah habis untuk biaya pemeriksaan dan bolak-balik ke rumah sakit sebelumnya. Belum lagi makan sehari-hari yang harus mereka penuhi.

Kalaupun bisa menabung, seratus-dua ratus ribu bisa disimpan dalam sebulan. Tapi bayangkan, berapa tahun lagi bisa terkumpul puluhan juta agar Arkan bisa segera operasi? Padahal, kondisi Arkan sudah tidak bisa menunggu waktu lagi karena taruhannya akan lumpuh seumur hidup.

Tak terbayang bagaimana seorang anak yang lahir sehat dan tumbuh aktif ceria, kehilangan mimpi masa depannya menjadi pemain bola dan berakhir berbaring di kasur karena lumpuhnya..

Kak, maukah beri secercah harapan kembali untuk Arkan agar bisa berjalan kembali? Yuk bantu Arkan segera jalani operasinya!