Ayah Ainun sampai bekerja sana-sini supaya bisa kumpulkan biaya pengobatan bibir sumbing. Tapi, dananya belum masih belum cukup,” -Bu Yanti, Ibunda Ainun (bayi pejuang bibir sumbing)
Ainun Mardiah, bayi cantik ini lahir di pedalaman Kilo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Umurnya baru satu tahun, tapi kondisi Ainun tidak sama seperti bayi lainnya. Adik kecil ini mengalami bibir sumbing sejak lahir.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/aa0rO2PXBl55.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="m5u560q1jyla"></figure>
“Saya sedih melihat kondisi Ainun, Pak. Karena kondisi bibirnya, anak saya hanya bisa minum dari botol susu khusus,” cerita Ibunda Ainun. Air mata mulai membasahi pipinya ketika menceritakan kondisi anaknya.
“Saya ingin Ainun bisa minum ASI. Supaya anak saya bisa tumbuh sehat seperti bayi lainnya,” lanjut Ibunda Ainun.
Kata dokter, bayi yang alami bibir sumbing bisa saja mengeluarkan lagi air susu dari hidungnya.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/D9XGOIHVH4vP.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="886tm6o4fr53"></figure>
Bibir sumbing juga bisa menyebabkan infeksi telinga, masalah pada pertumbuhan gigi dan juga tulang rahang atas.
Demi pengobatan anak pertamanya, Pak Farid (ayah Ainun) bekerja lebih keras. Ia bahkan mengambil 2 pekerjaan sekaligus supaya operasi Ainun bisa segera dilakukan.
Pak Farid bekerja sebagai nelayan dan buruh tani jagung. Namun, penghasilannya tidak besar dan tidak menentu, hanya 6.000-70.000/hari. Upah sebesar itu tidak cukup untuk biaya operasi dan pengobatan.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/bpCWJpI9nvSC.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="jvxbmod5k8ne"></figure>
Belum lagi jarak antara tempat tinggal mereka dengan rumah sakit jauh sehingga butuh biaya yang besar.
“Upah suami saya hanya cukup untuk makan, Pak. Kadang untuk kebutuhan sehari-hari juga masih kurang,” kata Ibunda Ainun.
“Do’akan kami selalu, Pak. Semoga usaha suami saya suatu saat membuahkan hasil dan bisa mengobati Ainun.”
Sahabat, Ainun adalah salah satu dari banyak bayi di pedalaman yang alami bibir sumbing.

Yuk kita bantu operasi bibir sumbing Ainun.

Bantu Ainun, Bayi Dengan Kelainan Bibir Sumbing

Ayah Ainun sampai bekerja sana-sini supaya bisa kumpulkan biaya pengobatan bibir sumbing. Tapi, dananya belum masih belum cukup,” -Bu Yanti, Ibunda Ainun (bayi pejuang bibir sumbing)
Ainun Mardiah, bayi cantik ini lahir di pedalaman Kilo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Umurnya baru satu tahun, tapi kondisi Ainun tidak sama seperti bayi lainnya. Adik kecil ini mengalami bibir sumbing sejak lahir.

“Saya sedih melihat kondisi Ainun, Pak. Karena kondisi bibirnya, anak saya hanya bisa minum dari botol susu khusus,” cerita Ibunda Ainun. Air mata mulai membasahi pipinya ketika menceritakan kondisi anaknya.
“Saya ingin Ainun bisa minum ASI. Supaya anak saya bisa tumbuh sehat seperti bayi lainnya,” lanjut Ibunda Ainun.
Kata dokter, bayi yang alami bibir sumbing bisa saja mengeluarkan lagi air susu dari hidungnya.

Bibir sumbing juga bisa menyebabkan infeksi telinga, masalah pada pertumbuhan gigi dan juga tulang rahang atas.
Demi pengobatan anak pertamanya, Pak Farid (ayah Ainun) bekerja lebih keras. Ia bahkan mengambil 2 pekerjaan sekaligus supaya operasi Ainun bisa segera dilakukan.
Pak Farid bekerja sebagai nelayan dan buruh tani jagung. Namun, penghasilannya tidak besar dan tidak menentu, hanya 6.000-70.000/hari. Upah sebesar itu tidak cukup untuk biaya operasi dan pengobatan.

Belum lagi jarak antara tempat tinggal mereka dengan rumah sakit jauh sehingga butuh biaya yang besar.
“Upah suami saya hanya cukup untuk makan, Pak. Kadang untuk kebutuhan sehari-hari juga masih kurang,” kata Ibunda Ainun.
“Do’akan kami selalu, Pak. Semoga usaha suami saya suatu saat membuahkan hasil dan bisa mengobati Ainun.”
Sahabat, Ainun adalah salah satu dari banyak bayi di pedalaman yang alami bibir sumbing.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Bantu Ainun, Bayi Dengan Kelainan Bibir Sumbing

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur