Favorite

Pada suatu hari, saya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang abah penjual kerupuk kulit yang sedang meratapi nasibnya di bawah terik matahari. Namanya adalah Abah Aman, berusia 80 tahun, namun ia masih berjuang untuk mencari nafkah.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/YpogEg0JZUWoqYSVAg1LOYOSEorFa9b9q0xDPhTx.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Saat saya berbincang dengan Abah, "Kehidupan ini memang sulit," ucap Abah Aman sambil mengelus dagangannya yang belum ada yang membeli. "Tapi saya terus berjuang karena saya harus hidup dan mencari nafkah. Tidak ada yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri."<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/7PN1N86Z4u9lR92ccpec36BbbbEng9fNlTJTAmkt.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Abah Aman menghela napas dan melanjutkan, "Saya tidak mengeluh tentang hidup saya. Saya bersyukur masih bisa bekerja walaupun umur saya sudah tidak muda lagi. Saya hanya ingin hidup saya lebih layak di hari tuanya. Saya ingin memiliki rumah yang layak huni dan makanan yang cukup setiap hari. Saya tidak ingin terus-terusan hidup seperti ini."<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/T6FX9Q2uvRsq4zYMzVLOrqiGPefjbk3IaxYJjola.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Abah tinggal seorang diri sejak istrinya meninggal dunia dan ia tidak memiliki anak. Namun, ia baru saja menikah tiga hari yang lalu karena khawatir tidak memiliki orang yang merawatnya di hari tuanya. Istri barunya, Al Karwati, berusia 67 tahun dan bekerja sebagai buruh tani untuk mencari makan domba milik orang lain.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/KoNYcybIlATGBKWXqRpixmZBNrgmwNRX6iSGfkR8.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Abah sangat sederhana dan selama hidupnya hanya bermimpi memiliki rumah sendiri yang dibangun dari hasil usahanya sendiri. Ia menabung sedikit-sedikit setiap hari. Ia hanya makan daun singkong yang bisa diambil dari kebun tetangganya. Namun, setelah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumahnya, ia masih belum berhasil menyelesaikan proyek itu. Bahkan jamban dan rumahnya tidak layak huni.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/N5J5uusn5b8jUFXNfcNjbrD8UiKZf807JcNjzXZz.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">bah sudah berjualan kerupuk kulit selama bertahun-tahun dengan perjalanan yang jauh, tetapi pendapatannya sangat sedikit, bahkan hanya mencapai 40.000 rupiah. Kini, ia hanya berharap dapat hidup dengan lebih layak di hari tuanya.#Sahabatberbagi, Yukk Patungan untuk Kakek Aman sangat membutuhkan pertolongan darimu dengan cara :1. Klik "Donasi Sekarang"2. Masukkan nominal donasi3. Pilih metode pembayaran (GO-PAY/BNI Syariah/BRI/BCA/Mandiri/DANA/ShopeePay)4. Kamu akan mendapatkan laporan via E-mail5. Transfer sesuai 3 kode unik untuk memudahkan sistem dalam pencatatannya dan tepat sasaran dalam penyalurannyaInfo Selengkapnya Hubungi :Admin (0811-2131-446) / (0887-0782-9009)

Patungan untuk bantu Kakek Aman, lansia penjual krupuk kulit!!

Bantu Abah Aman!! Penjual Kerupuk Kulit Yang Terus Berjuang

Pada suatu hari, saya secara tidak sengaja bertemu dengan seorang abah penjual kerupuk kulit yang sedang meratapi nasibnya di bawah terik matahari. Namanya adalah Abah Aman, berusia 80 tahun, namun ia masih berjuang untuk mencari nafkah.Saat saya berbincang dengan Abah, "Kehidupan ini memang sulit," ucap Abah Aman sambil mengelus dagangannya yang belum ada yang membeli. "Tapi saya terus berjuang karena saya harus hidup dan mencari nafkah. Tidak ada yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri."Abah Aman menghela napas dan melanjutkan, "Saya tidak mengeluh tentang hidup saya. Saya bersyukur masih bisa bekerja walaupun umur saya sudah tidak muda lagi. Saya hanya ingin hidup saya lebih layak di hari tuanya. Saya ingin memiliki rumah yang layak huni dan makanan yang cukup setiap hari. Saya tidak ingin terus-terusan hidup seperti ini."Abah tinggal seorang diri sejak istrinya meninggal dunia dan ia tidak memiliki anak. Namun, ia baru saja menikah tiga hari yang lalu karena khawatir tidak memiliki orang yang merawatnya di hari tuanya. Istri barunya, Al Karwati, berusia 67 tahun dan bekerja sebagai buruh tani untuk mencari makan domba milik orang lain.Abah sangat sederhana dan selama hidupnya hanya bermimpi memiliki rumah sendiri yang dibangun dari hasil usahanya sendiri. Ia menabung sedikit-sedikit setiap hari. Ia hanya makan daun singkong yang bisa diambil dari kebun tetangganya. Namun, setelah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumahnya, ia masih belum berhasil menyelesaikan proyek itu. Bahkan jamban dan rumahnya tidak layak huni.bah sudah berjualan kerupuk kulit selama bertahun-tahun dengan perjalanan yang jauh, tetapi pendapatannya sangat sedikit, bahkan hanya mencapai 40.000 rupiah. Kini, ia hanya berharap dapat hidup dengan lebih layak di hari tuanya.#Sahabatberbagi, Yukk Patungan untuk Kakek Aman sangat membutuhkan pertolongan darimu dengan cara :1. Klik "Donasi Sekarang"2. Masukkan nominal donasi3. Pilih metode pembayaran (GO-PAY/BNI Syariah/BRI/BCA/Mandiri/DANA/ShopeePay)4. Kamu akan mendapatkan laporan via E-mail5. Transfer sesuai 3 kode unik untuk memudahkan sistem dalam pencatatannya dan tepat sasaran dalam penyalurannyaInfo Selengkapnya Hubungi :Admin (0811-2131-446) / (0887-0782-9009)

Yatim Prima Bakti ​adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga)

Bantu Abah Aman!! Penjual Kerupuk Kulit Yang Terus Berjuang

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur