“Di sini gak ada listrik dan kamar mandi, kalau mau mandi atau buang air harus ke sungai,”

Itulah yang diceritakan Kek Ponijan sambil terbata-bata saat relawan kami temui di kediamannya yang terletak di Dusun Krajan, RT 003/012, Desa Kalibarukulon, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur. Miris, kediaman Kakek 74 tahun ini bukan hanya gubuk biasa, melainkan kandang kambing yang sudah tak terpakai.

Kek Ponijan awalnya tinggal bersama istri dan satu anaknya tercinta, namun 11 tahun lalu istrinya meninggal dunia. Belum kering air mata Kek Ponijan, tak lama kemudian juga anaknya meninggal dunia. Sejak saat itu, Kek Ponijan diusir dari rumah mertuanya. Sejak saat itu, Kek Ponijan memilih untuk tinggal di kandang kambing.

Kandang kambing tersebut tak memiliki pintu, lantainya beralaskan tanah, dan banyak sekali lubang di dinding serta langit langitnya. Kek Ponijan tak kaget lagi apabila air hujan masuk ke dalam gubuknya itu. Di dalam gubuk tersebut juga tak ada kamar mandi, mau tak mau, Kek Ponijan harus pergi ke sungai untuk mandi, buang air, ataupun berwudhu.

“Jarak sungainya kurang lebih 1KM, kadang sering terjatuh kalau lagi jalan ke sana, karena badan udah gak kuat,” – ucapnya sambil tertawa pahit.

Tubuh Kek Ponijan sudah begitu lemah, kini ia didiagnosis saraf kejepit dan terancam mengidap komplikasi. Namun, keterbatasan ekonomi membuat Kek Ponijan memutuskan untuk tak berobat. Sakit pinggang dan pusing kerap terasa dan membuat Kek Ponijan kesulitan berjalan. Meskipun begitu, Kek Ponijan tetap memaksa tubuhnya bekerja di kebun tetangga demi bayaran sepiring nasi dan lauk.

Tak sampai di situ, kemalangan Kek Ponijan harus berlanjut kala malam tiba. Di tengah gelap malam, Kek Ponijan harus terbiasa dengan lampu minyak tanah yang nyalanya tak seberapa. Ia juga hanya tidur beralaskan karung bekas yang juga ia gunakan sebagai alas shalat.

Di umurnya yang sudah senja ini, keinginan Kek Ponijan tak banyak, ia hanya ingin memiliki rumah yang layak. Dengan pintu, lantai serta dinding dan atap tanpa lubang sehingga ia bisa tidur dengan nyaman.

Kak, betapa luar biasa perjuangan Kek Ponijan. Seberat apapun ujian yang Allah berikan padanya, ia senantiasa menjalaninya dengan lapang dada. Sebagai bentuk apresiasi atas ketabahannya, bantu Kek Ponijan untuk mewujudkan mimpinya punya rumah yang layak, yuk kak?