Miris! Lansia 77 Tahun Tinggal di Kolong Rumah Warga

Pengap. Satu kata yang menggambarkan kondisi tempat tinggal Nek Armani (77 tahun). Tempat yang ia sebut rumah ini sebenarnya hanya ruangan kecil yang berada di kolong rumah warga. Di sinilah Nek Armani menghabiskan masa tuanya sendirian, sebatang kara.

Kondisi fisiknya tak lagi kuat. Nek Armani hanya bisa terbaring lemah karena penyakitnya. Bahkan, untuk buang kotoran pun hanya bisa ia lakukan di tempat tidur. Warga pun dengan ikhlas mengganti diapers Nek Armani. Untuk makan sehari hari juga ia hanya menunggu belas kasih para tetangga.

Kondisi memilukan seperti ini tak hanya dialami Nek Armani. Di bantaran sungai, ada juga pasangan lansia lainnya. Nek Iroh namanya. Setiap hari ia harus berjalan kaki dengan tongkat batang kayu untuk bisa buang air di pinggir sungai.

Kondisi lemah sangat mengkhawatirkannya jika terpeleset dan jatuh di sungai. Suaminya, di usia lanjut masih harus mengayuh becak demi bisa membeli makan sehari hari. Tidak ada anak, jauh dari keluarga, untuk membayar kontrakan pun di bantu para tetangga. Kontrakannya kecil jauh dari kata layak huni.

Di tempat lain. Nenek Sati hanya bisa menunggu belas kasihan tetangga untuk makan sehari hari. Ia sudah tidak bisa mancari nafkah setelah tulang belakangnya sakit saat bekerja sebagai buruh cuci baju.

Bagaimana jadinya jika orang tua kita yang ada di posisi mereka? Meski bukan orang tua biologis, para lansia ini juga tetap orang tua kita.

Nek Armani, Nek Iroh, dan Nek Sati hanya potret kecil dari sekian banyaknya lansia yang terlantar di Indonesia.

Mereka butuh bantuan dan dukungan kita. Menjadi tua belum tentu bisa hidup nyaman. Semoga program ini bisa menjadi salah satu jalan agar para lansia di sekitar kita bisa memiliki harapan.

Dengan ikut berdonasi, Anda sudah bantu memberikan gizi terbaik untuk para lansia ini. Semoga Allah mudahkan segala niat baik kita.

Dari donasi yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk paket kebutuhan para lansia berupa beras 15 kg, susu kalsium, 2 kg Telur ayam, 1 kg Gula pasir dan 1 kg tepung terigu, yang akan di kirim setiap bulan selama 10 bulan, dan di awal bulan akan di cukupi kebutuhan lainnya seperti, pakaian yang layak, selimut, obat dan vitamin serta biaya cek kesehatan rutin

Insan Madani, mereka adalah sedikit dari sekian banyak Lansia dhuafa yang membutuhkan ukuran tangan untuk tetap bertahan hidup dengan baik.