“Saya belum gendong dia. Selama ini dia terus di inkubator. Paru-parunya gak sempurna,” ujar Bu Rahmadani dengan perasaan yang campur aduk.

Ingin mendekap, tapi tak sanggup. Bayi mungilnya yang belum genap satu bulan harus terus merasakan kehangatan inkubator, bukan kehangatan ibunya.

Ananta, nama indah yang diberikan kedua orang tuanya. Kondisi paru-paru yang tak sempurna membuat Ananta tetap tinggal di inkubator selama ini.

"Napasnya sesak, badannya juga jadi biru. Ya Allah.. sedih saya lihat Ananta begini," Bu Rahmadani bercerita pada kami sambil menatap Ananta dari balik kaca jendela.

Ventilator pada tubuh Ananta sempat dilepas, tapi tubuhnya jadi menguning. Setelah itu, Ananta mengalami demam tiga hari berturut-turut. Ananta tidak mampu meminum ASI ibunya. Jika ia meminum ASI ibunya, tubuhnya akan kembali membiru. Ia hanya dapat meminum susu dari selang yang begitu dingin.

Ayahnya hanya seorang pedagang pakaian dengan penghasilan Rp1 juta per bulan. Penghasilan itu hanya cukup untuk menghidupi empat orang tanggungannya. Demi Ananta yang sedang dirawat di rumah sakit umum, tak hentinya mengetuk pintu rumah orang-orang satu per satu. Mencari orang yang dapat meringankan biaya pengobatan bayi mereka.

Sobat Pangan, bagi orang tua, kesedihan mendalam ialah ketika tidak dapat melihat cahaya kebahagiaan pada wajah anaknya. Ayo kita bantu Bayi Ananta supaya kebahagiaan itu terpancar pada wajah mungilnya sehingga senyuman kembali pada wajah orangtuanya. Uluran tanganmu sangat berarti bagi si mungil Ananta.

--------
Kantor Rumah Pangan Bangsa
Komplek Setra Dago
Jl. Setra Dago Utama no. 27, Antapani Wetan, Antapani, Kota Bandung
SMS/WA Konfirmasi:
0811 2467 584