ANAK PENJUAL MAKARONI JALANAN, TAK MAMPU OPERASI CINDY IDAP HIDROSEPALUS

ANAK PENJUAL MAKARONI JALANAN, TAK MAMPU OPERASI CINDY IDAP HIDROSEPALUS

RAJINYA JUALAN IBU CINDY DENGAN HASIL NYA YANG TAK SEBERAPA. BESAR HARAPAN IBU CINDY, INGIN SEKALI ANAKNYA SEMBUH.

Dana tersedia
Rp. 0

Info Lembaga

Yayasan Misykat Cahaya Ilahi

Yayasan Misykat Cahaya Ilahi

Akun Terverifikasi

Tentang program

d2b8c81e-888e-47aa-a080-97b341001124.jpg

Dari kejauhan, terlihat seorang Ibu tengah berjualan di pinggir ruko SPBU. Jualan makaroninya ditaruh di depan, di atas keranjang. Sebagian disimpan di dalam plastik hitam.

Sekilas nampak seperti penjual makanan pada umumnya, namun kalau diperhatikan ternyata ada yang berbeda. Ibu itu tidak sendirian. Di lantai sebelah sang Ibu duduk terhampar kain tipis yang di atasnya ada seorang anak sedang berbaring. Sekali-kali sang anak bergumam tidak jelas. Namun senyum terus terbit di wajahnya.

Sang Ibu yang sedang melayani pelanggan hanya menengok sekilas sambil mencoba mengusap kepala sang anak yang besar. Jauh dari kata normal. Kepalanya besar sekali namun badannya sangat kecil. Ada apa?

Ya, anak itu bernama Cindi. Umurnya menginjak 8 tahun. Dan seumur hidupnya ia terus menderita penyakit Hidrosefalus yang sampai detik ini belum kunjung sembuh.

ecefc48e-25ac-437b-a10e-a0f606df1fc5.jpg

Ibu yang berjualan di sebelahnya ada Ibunya. Mau tidak mau sang Ibu harus membawa Dik Cindi berjualan karena tidak ada lagi yang bisa menjaganya di rumah. Sang Ayah juga harus bekerja menjadi seorang office boy di salah satu sekolah.

Setiap hari, digendongnya Cindi menuju ruko SPBU yang jadi tempat mangkalnya. Digelarnya kain tipis untuk alas Cindi tidur. Tak lelah beliau menawarkan jajanan makaroninya ke semua orang yang mampir ke SPBU.

“Beli makaroninya, Pak, Bu.” Beberapa banyak yang membeli. Namun ada juga yang hanya melihat dan pergi.

Dalam sehari kira-kira Ibu Cindi bisa mendapat Rp30ribu-40ribu. Memang tidak banyak, tapi lebih baik daripada tidak melakukan apapun demi pengobatan Cindi. Ya, kondisi Cindi makin parah dan harus dibawa operasi secepatnya.

41d9c9f3-bfdc-4590-a81b-74aa2c1aa217.jpg

Awalnya, Cindi tumbuh sehat dan normal. Tidak kurang suatu apapun. Hingga begitu menginjak umur 4 bulan, Dik Cindi demam hebat dan kejang-kejang. Ukuran kepala Cindi pun makin hari makin membesar. Berbekal pinjaman sana sini, orangtua Cindi pun akhirnya membawa buah hatinya berobat ke Dokter.

Betapa terkejutnya orangtua Cindi begitu tahu bahwa penyakit yang menyerang Cindi adalah hidrosefalus!

Terlebih Dokter langsung menyarankan Cindi untuk segera melakukan perawatan dan operasi. Karena semakin dibiarkan, kondisi Cindi akan semakin membahayakan.

Namun bagaimana cara kedua orangtua Cindi dengan upah seadanya itu bisa membawa sang buah hati langsung operasi?

a6e14bae-a9e1-4728-ab75-852ae673b983.jpg

Setelah melakukan segala cara dan dibantu oleh kerabat, Cindi berhasil melakukan operasi pertama. Yaitu operasi pemasangan selang di bawah telinga untuk mengeluarkan cairan di kepala. Namun, operasi tidak berhenti sampai di situ saja karena masih banyak cairan yang menumpuk di dalam kepala Dik Cindi. Dik Cindi harus melakukan operasi berkali-kali lagi untuk bisa benar-benar sembuh.

Sahabat, bertahun berlalu, kondisi Dik Cindi makin hari makin memprihatinkan. Hidrosefalus membuat Dik Cindi tidak bisa bertumbuh seperti layaknya anak kecil seusianya.

Di umur 8 tahun ini, Dik Cindi tidak bisa berjalan. Badannya mengecil dengan kepalanya yang membesar. Ia nampak sulit menahan beban berat yang ada di kepala. Dik Cindi lebih sering berbaring atau digendong orangtuanya.

Bicara? Melihat? Tidak bisa. Dik Cindi hanya bisa menggumam tanpa bisa mengatakan kata yang jelas. Penglihatannya pun tidak berfungsi dengan baik. Bola matanya sering bergerak ke sana ke mari tidak beraturan.

Sedih sekali. Baik Ibu dan Ayah Cindi sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari biaya berobat Dik Cindi yang bahkan hampir mencapai ratusan juta. Namun upah mereka berdua sehari-hari paling hanya bisa untuk makan. Itu pun orangtua Dik Cindi sudah sering tahan lapar demi menabung biaya pengobatan. Namun tetap saja, mereka masih kesulitan.

“Sebelum kerja saya selalu berdoa, YaAllah semoga hari ini laku banyak supaya uangnya bisa buat Cindi operasi.. YaAllah saya gak tega tiap hari liat Cindi kesakitan yaAllah. Tolong bantu kami sembuhkan Cindi..” ujar Ibu Dik Cindi sambil berurai air mata.

1e63b59f-4ac0-478d-8994-924ff5d4d835.jpg

Sahabat, Dik Cindi masih sangat muda untuk harus merasakan sakit yang luar biasa. Jangan biarkan air matanya terus menetes karena menahan sakit.

Disclaimer : Informasi dan opini yang tertulis di halaman program ini adalah milik lembaga (pihak yang menggalang dana) dan tidak mewakili Amalsholeh.com.
belum ada fundraiser

Belum ada Fundraiser

Ayo jadi bagian dari #JembatanKebaikan dengan membagikan program ini

Berita Terbaru

belum ada fundraiser

Belum ada berita

Lembaga belum membuat berita terbaru

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 5.000

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 5.000

Hamba Allah

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 1.000

semoga sarang burung walet cepat panen dan kabul segala hajat dunia akhirat dan jangan lupa baca sholawat dan salam pada nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Yuk aminkan doa saudara kita
Program telah berakhir