"Wildan bocah tunarunguwicara yang aktif dan ceria memiliki harapan untuk bisa kembali belajar"

Assalamualaikum, Sahabat Firdaus

Perkenalkan ini adalah Wildan, seorang bocah berusia 6 tahun yang tinggal dalam rumah kayu sederhana bersama kakak, ayah, dan neneknya.

Wildan mungkin terlihat seperti anak-anak kebanyakan, yang ceria dan aktif, namun dibalik semua itu, ternyata Wildan mengalami kekurangan, yaitu tidak bisa berbicara dan mendengar (tuna rungu wicara).

Dulu, Wildan lahir dengan normal, bisa mendengar dan berbicara seperti anak-anak pada umumnya. Namun, saat masih balita, Wildan pernah mengidap demam yang sangat tinggi. Dengan keterbatasan ekonomi yang ada, Wildan hanya dibawa ke Puskesmas terdekat dan diberikan suntikan penurun demam yang memberikan efek samping dimana wildan menjadi tidak bisa bicara dan mendengar.

Kini, Wildan hidup dalam keheningan. Tidak pernah tahu apa yang dibicarakan orang-orang, bahkan tidak menoleh saat dipanggil oleh teman-temannya. Akibatnya, Teman-teman sebayanya sering kali merundung Wildan.

Namun begitu, Wildan tetaplah anak yang aktif dan ceria. Ia seringkali datang ke sekolah dimana teman-temannya belajar. Walau tidak mengerti apa yang diterangkan oleh gurunya, Wildan tetap menyimak, menulis apapun yang teman-temannya tulis, ikut bernyanyi walaupun tidak tahu apa yang dinyanyikan.

Wildan terbiasa menghabiskan hari-harinya di rumah bersama nenek dan kakaknya. Jika kakak wildan pergi membantu bekerja serabutan bersama ayah wildan, maka wildan menghabiskan waktunya bersama neneknya. Mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat yang mereka buat sendiri, karena baik Wildan maupun keluarganya tidak pernah tahu tentang bahasa isyarat yang umum.

Ayah Wildan sendiri merupakan buruh tani dan juga pekerja serabutan di desanya. Ayah Wildan harus berangkat pagi-pagi sekali untuk mengurusi sawah milik orang lain, lalu siangnya berkeliling desa menawarkan tenaganya pada yang membutuhkan. Namun, kerja keras ayah Wildan belum memberikan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga terpaksa membuat Ibu Wildan menjadi seorang TKW di luar negeri.

Saat ditanya mengenai Wildan, ayah Wildan berkata bahwa ia ingin anaknya menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain, atau setidaknya bisa menjadi mandiri untuk dirinya sendiri. Ayah Wildan khawatir, jika dirinya sudah tidak ada maka siapa yang nantinya akan mengurus Wildan dengan keadaannya yang seperti itu.

Sahabat Firdaus, tidak ada keinginan lain dari orang tua selain melihat anaknya bahagia dan sukses. Seperti ayah Wildan yang menginginkan Wildan untuk bisa mandiri dan berguna untuk orang lain, namun keterbatasan ekonomi membuatnya hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT.

Sahabat Firdaus, mari bersama-sama membantu mewujudkan harapan Ayah Wildan, mari bantu Wildan untuk bisa belajar di Sekolah Luar Biasa dan mendapat fasilitas yang mendukung kekurangannya. Bersama, kita bisa membantu Wildan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya.

Sahabat Firdaus Bisa ikut membantu Wildan dengan berdonasi dengan cara di bawah ini:

Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk menyekolahkan Wildan di Sekolah Luar Biasa dan memenuhi kebutuhan Wildan dalam belajar, selain itu juga akan digunakan menjadi modal usaha untuk Kakak Wildan agar bisa membantu perekonomian keluarga Wildan. Jika ada dana sisa setelah memenuhi semua kebutuhan Wildan, maka dana tersebut akan dialihkan kepada penerima manfaat lain dengan keterbatasan yang serupa.

Terimakasih yang sebesar-besarnya atas donasi yang telah diberikan, semoga Allah membalas kebaikannya dengan beribu kebaikan lainnya. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (berinfak di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak, dan dia akan mendapatkan pahala yang mulia." (Al-Hadid: 11)