“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” — ( Surat Al-Isra : 26 )<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/OKAreqB92ZVLb5KZZs89HSuF9IdoGQoAMwE7l9wv.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="OKAreqB92ZVLb5KZZs89HSuF9IdoGQoAMwE7l9wv.jpg"></figure>
 
Inilah Kisah pasangan lansia Abah Sondang ( 67 thn) dengan Istrinya Mak Lilis (59 thn) yang hanya tinggal berdua di Gubuk Apung diatas Situ Citarum Cililin, Meski mereka berdua telah memiliki 4 Orang anak namun semua nya sudah berkeluarga sehingga ke empat anak nya sudah hidup terpisah dengan kondisi ekonomi yang sama kurang mampu. Kondisi Gubuk apung Abah Sondang sangatlah Kumuh, Sempit serta Sumpek, gubuk yang disebut Rumah itu dibangun dengan alakadarnya yang hanya terbuat dari kayu, Bambu, terpal bekas dan Bahan Bangunan bekas lainya baik itu Dinding-dindingnya, lantainya Bahkan Atapnya juga. <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/uCsVjifsHeMukGVBqbRo3Rkil9C7bvgKCcwuR9zt.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="uCsVjifsHeMukGVBqbRo3Rkil9C7bvgKCcwuR9zt.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/PC0nyQ5mUhqPeV3JXTFkCM1r1NPuG8p6tB0R5963.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="PC0nyQ5mUhqPeV3JXTFkCM1r1NPuG8p6tB0R5963.jpg"></figure>
 
Pada saat Kami menemui Abah kebetulan Saat itu Ia sedang meperbaiki lantai Gubuknya dengan mengganti Bambu nya yang sudah rapuh dengan Bambu yang baru, hal itu Abah lakukan karena lantai bambu gubuknya sudah banyak yang patah, sehingga kalau malam sering ada Ular air yang masuk hal itu sangat membahayakan, bahkan kalau lagi hujan deras Airpun meluap masuk ke dalam gubuk melalui sela-sela Lubang lantainya ataupun dari atap nya yang bocor, belum lagi jika hujan lebat membuat Arus Situ Citarum begitu sangat deras sehingga mengakibatkan gubuk Apung Abah terombang ambing dan di khawatirkan tali yang menjadi penyangga gubuk nya terputus hal itu membahayakan kesemalatan Abah dengan istri nya, ”Apalagi kalau malam malam Hujan nya Pak, Abah dan Emak lebih milih ngungsi saja ke rumah kontrakan Anak Abah yang di darat” jelas Abah.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/5ZX7vroyDdehKJa1mDvGC2wYHeH19jt9lpnoJQxw.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="5ZX7vroyDdehKJa1mDvGC2wYHeH19jt9lpnoJQxw.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/gSzHfGqOaYMgx17BrqDswfGefltCNx7Drpu0JdfK.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="gSzHfGqOaYMgx17BrqDswfGefltCNx7Drpu0JdfK.jpg"></figure>
Gubuk nya cuma berukuran 4 meter ke 5 meter itu terdiri dari satu kamar, dapur dan untuk bagian Toilet berada di luar samping Gubuk, itupun dinding toilet nya hanya di tutupi terpal bekas, tanpa ada yang menutupi atapnya, sedangkan untuk lantai toilet terbuat dari Bambu lapuk yang disusun dan ada bagian lubang yang mengarah langsung ke situ sebagai Pembuangan baik untuk Buang air kecil ataupun buang air besar.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/wvyzxoQFD8q7pjjtcjBGIBRKMijWUQbmPxNceINe.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="wvyzxoQFD8q7pjjtcjBGIBRKMijWUQbmPxNceINe.jpg"></figure>
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/cgbJkD4RgyHAgQjJ0jj7JL31y7wfxd6KsQNFRURe.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="cgbJkD4RgyHAgQjJ0jj7JL31y7wfxd6KsQNFRURe.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/9OoNaTHPDTf0aqq4wMr7739om4Ku2Gs6owgTpNuZ.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="9OoNaTHPDTf0aqq4wMr7739om4Ku2Gs6owgTpNuZ.jpg"></figure>
 
Abah Sondang dan Mak Lilis setiap hari menggunakan Toilet tersebut, dengan Sumber Air yang mereka gunakan langsung dari Situ Citarum tersebut, padahal air nya sendiri sangat kotor berwarna dan berbau “Mau dari mana lagi Air nya pak, saya kan tinggal disini kalau ngambil air dari luar jauh, selain itu abah sudah gak kuat ngangkut nya, jadi Abah sama Emmak gunakan air situ saja buat mandi, Buang Air besar ,buat kencing bahkan buat minumpun kadang abah menggunakan Air ini, karena kan abah gak punya uang untuk beli Air bersih, untuk minum saja abah jarang sekali beli Air galon isi ulang yang 4.000 harga nya, mending abah gunain saja uang nya itu untuk biaya makan sehari hari” ucap Abah Sondang. Selain Abah, Emak Lilis juga mengunakan Air Situ untuk kebutuhan Rumah tangga baik untuk nyuci Piring dan peralalatan dapur yang nanti nya akan di pakai kembali, serta digunakan untuk mecuci baju makanya kadang Badan mak Lilis dan Abah suka gatal gatal padahal Bajunya baru dicuci.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/7C3efKmJrTtcoI1tibsbvrCqWPP9ZW8yX3g08wXu.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="7C3efKmJrTtcoI1tibsbvrCqWPP9ZW8yX3g08wXu.jpg"></figure>
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/X4znnPLidvYIONWCxnVis12e9jWI1ywqpqtL99av.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="X4znnPLidvYIONWCxnVis12e9jWI1ywqpqtL99av.jpg"></figure>
 
Keseharian Abah Sondang sendiri hanya bekerja sebagai pencari ikan di area situ Citarum, dengan bermodalkan Jala yang sederhana dan Ember bekas Cat, Abah menyusuri pinggiran Citarum dengan berjalan kaki tidak peduli terik panas matahari yang menyengat, bahkan saat hujanpun dengan kondisi debit Air yang meluap Abah tetap mencari ikan padahal bisa saja hal itu membahayakan nyawa nya, tapi Beliau tidak memperdulikan hal itu “ Kalau Abah tidak mencari Ikan gimana abah bisa memberi makan Emak yang menjadi Tanggung jawab Abah,,,, “
ujar Abah Sondang. Abah Sondang sangat bertangung jawab sekali pada keluarganya, meski dengan pendapatan dari mencari ikan paling banyak hanya mendapatkan 2 kilogram ikan saja. Kadang 1 kilogram abah jual ke warga dengan harga 15.000 rupiah, hal itu Ia lakukan agar bisa membeli beras, minyak goreng ataupun bumbu dapur lainya sedangkan yang 1 kilogram lagi abah santap bersama Istrinya sebagai pelengkap makananya.
SahabatKu tidak kah terenyuh dengan kondisi Gubuk apung Abah Sondang dengan Istri nya, yang hanya terbuat dari bahan-bahan bekas, belum lagi jika hujan turun selain rumah apung nya bocor juga terancam terbawa Arus Situ Citarum sehingga hal itu sangat membahayakan Nyawa keduanya. SahabatKu kita Patungan Yuk… untuk memberikan tempat tinggal dan memberikan Modal Usaha untuk Abah Sondang beserta isitrinya Mak Lilis, agar kedua nya bisa hidup dengan layak.
Descalimer : Dana yang terkumpul jika terpenuhi akan digunakan untuk membeli Rumah dan modal Usaha untuk Abah Sondang beserta Istrinya, Apabila ada kelebihan Dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.

SahabatKu kita Patungan Yuk… untuk memberikan tempat tinggal dan memberikan Modal Usaha untuk Abah Sondang beserta isitrinya Mak Lilis.

ABAH SONDANG LANSIA YANG HIDUP DI GUBUK TERAPUNG BERSAMA ISTRINYA

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” — ( Surat Al-Isra : 26 )

Inilah Kisah pasangan lansia Abah Sondang ( 67 thn) dengan Istrinya Mak Lilis (59 thn) yang hanya tinggal berdua di Gubuk Apung diatas Situ Citarum Cililin, Meski mereka berdua telah memiliki 4 Orang anak namun semua nya sudah berkeluarga sehingga ke empat anak nya sudah hidup terpisah dengan kondisi ekonomi yang sama kurang mampu. Kondisi Gubuk apung Abah Sondang sangatlah Kumuh, Sempit serta Sumpek, gubuk yang disebut Rumah itu dibangun dengan alakadarnya yang hanya terbuat dari kayu, Bambu, terpal bekas dan Bahan Bangunan bekas lainya baik itu Dinding-dindingnya, lantainya Bahkan Atapnya juga. 

Pada saat Kami menemui Abah kebetulan Saat itu Ia sedang meperbaiki lantai Gubuknya dengan mengganti Bambu nya yang sudah rapuh dengan Bambu yang baru, hal itu Abah lakukan karena lantai bambu gubuknya sudah banyak yang patah, sehingga kalau malam sering ada Ular air yang masuk hal itu sangat membahayakan,  bahkan kalau lagi hujan deras Airpun meluap masuk ke dalam gubuk melalui sela-sela Lubang lantainya ataupun dari atap nya yang bocor, belum lagi jika hujan lebat membuat Arus Situ Citarum begitu sangat deras sehingga mengakibatkan gubuk Apung Abah terombang ambing dan di khawatirkan tali yang menjadi penyangga gubuk nya terputus hal itu membahayakan kesemalatan Abah dengan istri nya, ”Apalagi kalau malam malam Hujan nya Pak, Abah dan Emak lebih milih ngungsi saja ke rumah kontrakan Anak Abah yang di darat” jelas Abah.
Gubuk nya cuma berukuran 4 meter ke 5 meter itu terdiri dari satu kamar, dapur dan untuk bagian Toilet berada di luar samping Gubuk, itupun dinding toilet nya hanya di tutupi terpal bekas, tanpa ada yang menutupi atapnya, sedangkan untuk lantai toilet terbuat dari Bambu lapuk  yang disusun dan ada bagian lubang yang mengarah langsung ke situ sebagai Pembuangan baik untuk Buang air kecil ataupun buang air besar.


Abah Sondang dan Mak Lilis setiap hari menggunakan Toilet tersebut, dengan Sumber Air yang mereka gunakan langsung dari Situ Citarum tersebut, padahal air nya sendiri sangat kotor berwarna dan berbau “Mau dari mana lagi Air nya pak, saya kan tinggal disini kalau ngambil air dari luar jauh, selain itu abah sudah gak kuat ngangkut nya, jadi Abah sama Emmak gunakan air situ saja buat mandi, Buang Air besar ,buat kencing bahkan buat minumpun kadang abah menggunakan Air ini, karena kan abah gak punya uang untuk beli Air bersih, untuk minum saja abah jarang sekali beli Air galon isi ulang yang 4.000 harga nya, mending abah gunain saja uang nya itu untuk biaya makan sehari hari” ucap Abah Sondang. Selain Abah, Emak Lilis juga mengunakan Air Situ untuk kebutuhan Rumah tangga baik untuk nyuci Piring dan peralalatan dapur yang nanti nya akan di pakai kembali, serta digunakan untuk mecuci baju makanya kadang Badan mak Lilis dan Abah suka gatal gatal padahal Bajunya baru dicuci.


Keseharian Abah Sondang sendiri hanya bekerja sebagai pencari ikan di area situ Citarum, dengan bermodalkan Jala yang sederhana dan Ember bekas Cat, Abah menyusuri pinggiran Citarum dengan berjalan kaki tidak peduli terik panas matahari yang menyengat, bahkan saat hujanpun dengan kondisi debit Air yang meluap Abah tetap mencari ikan padahal bisa saja hal itu membahayakan nyawa nya, tapi Beliau tidak memperdulikan hal itu “ Kalau Abah tidak mencari Ikan gimana abah bisa memberi makan Emak yang menjadi Tanggung jawab Abah,,,, “
ujar Abah Sondang. Abah Sondang sangat bertangung jawab sekali pada keluarganya, meski dengan pendapatan dari mencari ikan paling banyak hanya mendapatkan 2 kilogram ikan saja. Kadang 1 kilogram abah jual ke warga dengan harga 15.000 rupiah, hal itu Ia lakukan agar bisa membeli beras, minyak goreng ataupun bumbu dapur lainya sedangkan yang 1 kilogram lagi abah santap bersama Istrinya sebagai pelengkap makananya.
SahabatKu tidak kah terenyuh dengan kondisi Gubuk apung Abah Sondang dengan Istri nya, yang hanya terbuat dari bahan-bahan bekas, belum lagi jika hujan turun selain rumah apung nya bocor juga terancam terbawa Arus Situ Citarum sehingga hal itu sangat membahayakan Nyawa keduanya. SahabatKu kita Patungan Yuk… untuk memberikan tempat tinggal dan memberikan Modal Usaha untuk Abah Sondang beserta isitrinya Mak Lilis, agar kedua nya bisa hidup dengan layak.
Descalimer : Dana yang terkumpul jika terpenuhi akan digunakan untuk membeli Rumah dan modal Usaha untuk Abah Sondang beserta Istrinya, Apabila ada kelebihan Dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para Dhuafa lain nya yang berada dibawah naungan Yayasan Sinergi Kebaikan Ummat.

Kebaikan Ummat (KU) adalah sebuah Pergerakan Kepedulian dari, oleh dan untuk Ummat karena Allah Ta'ala, yang In syaa Allah memberikan kontribusi kepada Ummat dengan bergerak di bidang Kemakmuran Masjid, Kemanusian, Social Movement, dan lainnya.

ABAH SONDANG LANSIA YANG HIDUP DI GUBUK TERAPUNG BERSAMA ISTRINYA

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur