Pembangunan Asrama Yatim Penghafal Qur'an

Pencairan Dana Rp 162.530

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/hVIL0j3HbGqV4dKucjlL4o37Sl8rJNmfc4tlWUDF.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>Terima kasih kepada orang-orang baik, yang sudah berdonasi untuk pembangunan asrama yatim penghafal Qur'an, hari ini telah dilakukan syukuran untuk menandai proses pembangunan asrama akan segera dijalankan.

Update Pembangunan Asrama untuk Penghafal Qur'an di Bojonegoro

Dana akan disalurkan untuk membantu pembangunan fasilitas pendidikan dan asrama Taman Pendidikan Al Quran&nbsp;Al-Mujahidin Dusun Druju, Ds. Sidomukti, Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro

Pencairan Dana Rp 551.384

“Saat dengar ada yang mau bantu perbaikan bangunan asrama, anak-anak senang sekali. Saya merasakan perubahan mereka saat belajar, jadi lebih giat” - Ustadz Mat. 
Tak pernah menyangka, Dusun Druju, Desa Sidomukti, Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro yang semula tak ada warga yang berjamaah di masjid kini justru menitipkan anak-anaknya menjadi santri. Rasanya haru mengingat warga yang dulu acuh soal agama, kini mau menyumbangkan hartanya untuk keperluan asrama. 
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/Ftjr7LG7PvPscYukQSnhNHP0P2XNnEAtiuNSJyGO.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Tahfidhul Qur’an Al Mujahidin, itulah nama yang disematkan pada cahaya dan harapan bagi 100 kk warganya. Terletak jauh dari kota, warga umumnya bekerja sebagai petani. Terkadang mereka hanya mendapat Rp20.000 sehari. Masyaa Allah, kekuatan sedekah berkelanjutan inilah yang mampu membuat pesantren bertahan hingga kini. 
Bermula pada tahun 2011, Ustadz Moh. Miftachul Mubtadiin atau akrab dengan sappan Ustadz Mat mengajak anak-anak sekitar dusun untuk mengaji di rumah kecil, wakaf dari warga. Lama-lama santri sering ikut lomba mengaji bahkan meraih prestasi. Lalu, semakin banyak warga yang ingin anaknya bisa mengaji dan menghafal Qur’an. Kini, asrama memiliki 4 ruang untuk santri belajar dan tinggal. 
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/fQ9G2BcqfmK08qHRZ9WN11U7gvXvYD2NQolZ419I.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/9cmnDIA2CUyW0SoQUUvWqa2qIj4vRh2BIFkj65bb.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Siapa yang menghafal Qur’an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan Qur’an.” (HR. Hakim)
Inilah motivasi, bagi 395 anak yang tadinya hanya bermain seharian. Kini, mereka rela bergiliran belajar mengaji, makan seadanya sumbangan wali santri, terkantuk-kantuk menghafal Qur’an, demi memberikan mahkota bercahaya untuk orang tua di surga nanti. 
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/0Jm19E1KM4nv7chMwGqDUhNucX73UrDbM2t7DFbv.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/OBANQN2z03AWSoUW4QZK70pdCfSd1YAeOMFayl3O.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Tak sampai disitu, Juni 2020 lalu 55 orang santri bahkan ingin tinggal di asrama. Padahal mereka tahu betul asrama ini tak berfasilitas layak karena bangunannya rusak sejak 7 tahun lalu. Siang dan malamnya ingin dihabiskan hanya untuk ‘berteman’ dengan Qur’an. Masyaa Allah..
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/1Fi1Jo1TdwW6IVbGVRgVmE6nIL6ryJe2TaSpoGC3.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/N256XalpGmEk6VVzrkGuEDAm47ZHcs9JRmMFCzGP.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/TyOAnc7AG3guETc6neGZb3ARNFgm4eQ0QOBYoJwd.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/aPm0KaVjV6kPYfIhLrOhNOTJXFQKoZ8K4M66T3PB.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Ustadz Mat dan 5 pengajar lainnya tak tega melihat para santri. Ingin rasanya memberikan yang terbaik. Apa daya, hanya ini yang bisa ia berikan. Ustadz Mat tak menarik iuran untuk asrama, semua santri bisa senang hati belajar setiap hari. Bahkan makan pun, asrama yang menanggung biayanya. 
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/sfKLHBLS7n0LGmDdqy9aL9dqTnJRxIuj6nLoAlvN.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Sahabat Mulia, mari bantu Ustadz Mat membangun asrama untuk santri Tahfidhul Qur’an Al Mujahidin. Kebaikan Anda berarti besar untuk mereka dan menjadi amal salih yang tak terputus pahalanya.

Mari bantu bangun asrama Tahfidhul Qur’an Al Mujahidin bagi santri untuk tinggal dan menghafal Qur’an.

Bangun Asrama untuk Penghafal Qur’an di Bojonegoro

“Saat dengar ada yang mau bantu perbaikan bangunan asrama, anak-anak senang sekali. Saya merasakan perubahan mereka saat belajar, jadi lebih giat” - Ustadz Mat. 
Tak pernah menyangka, Dusun Druju, Desa Sidomukti, Kec. Kepohbaru, Kab. Bojonegoro yang semula tak ada warga yang berjamaah di masjid kini justru menitipkan anak-anaknya menjadi santri. Rasanya haru mengingat warga yang dulu acuh soal agama, kini mau menyumbangkan hartanya untuk keperluan asrama. 

Tahfidhul Qur’an Al Mujahidin, itulah nama yang disematkan pada cahaya dan harapan bagi 100 kk warganya. Terletak jauh dari kota, warga umumnya bekerja sebagai petani. Terkadang mereka hanya mendapat Rp20.000 sehari. Masyaa Allah, kekuatan sedekah berkelanjutan inilah yang mampu membuat pesantren bertahan hingga kini.
Bermula pada tahun 2011, Ustadz Moh. Miftachul Mubtadiin atau akrab dengan sappan Ustadz Mat mengajak anak-anak sekitar dusun untuk mengaji di rumah kecil, wakaf dari warga. Lama-lama santri sering ikut lomba mengaji bahkan meraih prestasi. Lalu, semakin banyak warga yang ingin anaknya bisa mengaji dan menghafal Qur’an. Kini, asrama memiliki 4 ruang untuk santri belajar dan tinggal. 



Siapa yang menghafal Qur’an, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan Qur’an.” (HR. Hakim)
Inilah motivasi, bagi 395 anak yang tadinya hanya bermain seharian. Kini, mereka rela bergiliran belajar mengaji, makan seadanya sumbangan wali santri, terkantuk-kantuk menghafal Qur’an, demi memberikan mahkota bercahaya untuk orang tua di surga nanti. 



Tak sampai disitu, Juni 2020 lalu 55 orang santri bahkan ingin tinggal di asrama. Padahal mereka tahu betul asrama ini tak berfasilitas layak karena bangunannya rusak sejak 7 tahun lalu. Siang dan malamnya ingin dihabiskan hanya untuk ‘berteman’ dengan Qur’an. Masyaa Allah..







Ustadz Mat dan 5 pengajar lainnya tak tega melihat para santri. Ingin rasanya memberikan yang terbaik. Apa daya, hanya ini yang bisa ia berikan. Ustadz Mat tak menarik iuran untuk asrama, semua santri bisa senang hati belajar setiap hari. Bahkan makan pun, asrama yang menanggung biayanya. 

Sahabat Mulia, mari bantu Ustadz Mat membangun asrama untuk santri Tahfidhul Qur’an Al Mujahidin. Kebaikan Anda berarti besar untuk mereka dan menjadi amal salih yang tak terputus pahalanya.

Yayasan bina mulia (yabimu) adalah yayasan sosial kemasyarakatan yang didirikan sebagai upaya membantu anak anak yatim, fakir miskin, dhuafa dan orang orang yang membutuhkan. Yayasan ini berdomisili di Kab. Bojonegoro yang telah disahkan oleh KEMENKUNHAM dengan nomer SK. AHU - 0013754.AH.01.04. Tahun 2017. Kami percaya bahwa dengan berbagi, kita berkontribusi untuk kesejahteraan banyak umat. Kunjungi website kami di https://binamulia.org

Bangun Asrama untuk Penghafal Qur’an di Bojonegoro

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur